Sajak Keberagaman
Oleh: Feria Tamara
Awan
terlihat mulai menipis
Nenek
moyang menatap dengan tangis
Seketika
hatiku teriris meringis
Melihat
dunia luar menyusup dengan tragis
Menjajah
otak sampai habis
Bumi
seakan menjadi padam
Mulut
pun semakin bungkam
Dan
kesaksian mulai mencekam
Seperti
singa yang menerkam
Aku
sekarang mahasiswa
Bukan
siswa lagi sebutanku
Lalu,
apa yang dapat aku lakukan untuk Indonesia?
Terdiam
bukan pilihan
Berbicara
bukan keinginan
Namun
bergeraklah yang menjadi harapan
Keindahan
Indonesia yang merekah
Twerurai
kekayaan yang melimpah
Semua
dipercaya membawa berkah
Namun
semua itu punah
Ketika
manusia selalu berulah
Di
sepengujung terbentangnya benua
Beraneka
perbedaan suku, agama, ras, bahkan bahasa
Namun
semua itu hanya terombang ambing oleh samudera
Manisnya
gula yang dihampiri semut
Seakan
membawakan isyarat yang runtut
Bahwa
keberagaman menjadi syarat yang disebut
Dan
bersatu sebagai simbol yang kabut
Islam
mengajarkan apa itu toleransi
Bersikap
tanpa diskriminasi
Sesuai
perintah Allah dan Nabi
Yang
menjadi penyejuk hati
Goresan
sesak dalam ratapan
Melihat
perjuangan para pahlawan
Tertusuknya
bambu runcing dalam tahanan
Tanpa
senjata lain yang menahan
Nusantara
Indonesia.....
Jadikanlah
perbedaan sebagai kekuatan bukan keputusan
Kekuatan
dalam bersatu
Kekuatan
dalam membantu
Meskipun
kita berbeda
Harapan
pahlawan hanya satu untuk bersama
Tanpa sekat diskriminasi diantara kita
Pati, 7 Desember 2020
Baca Juga : Di Telan Ragu, Harapanku di Usiamu
Komentar
Posting Komentar